Museum Batik "lan" Monument Batik Kota Pekalongan
Museum
Batik Pekalongan merupakan salah satu obyek tujuan wisata diPekalongan. Museum
ini letaknya dijalan Jetayu No.1
Pekalongan. Museum ini sebelumnya
adalah bekas kantor balai kota Pekalongan, pada masa penjajahan kolonial Belanda
gedung tersebut merupakan kantor keuangan yang membawahi tujuh pabrik gula di
karesidenan Pekalongan. Luas bangunannya 40 m2 dan
isinya memamerkan 1149 koleksi batik antara lain wayang beber dari kain batik yang
berusia ratusan tahun, alat tenun tradisional ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin)
maupun peralatan untuk proses membuat batik, dan dikelola oleh Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kota Pekalongan.
Museum ini didirikan pada 23 Mei 2006 dan diresmikan oleh
Presiden Republik Indonesia yaitu Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada 12
Juli 2006. Dibangunnya Museum Batik di Kota Pekalongan sebagai wadah untuk
menggali, melestarikan, mengedukasi dan mengembangkan batik sebagai warisan
budaya bangsa Indonesia, serta pusat informasi yang perlu dikembangkan, dibina
dan dipelihara keberadaannya.
Melalui berbagai program yang dicanangkan oleh Museum ini,
diharapan dapat mendorong masyarakat pekalongan dan masyarakat Indonesia untuk
peduli terhadap keberadaan Museum Batik sebagai wadah untuk pelestarian budaya
Indonesia yaitu budaya batik. Museum ini sejak awal diniatkan sebagai
pusat data dan informasi mengenai batik, sebagai pusat riset dan pengembangan
ilmu dan pengembangan desain batik, dan sebagai tempat untuk mengkoleksi batik
klasik, batik lawasan dan batik kontemporer. Di samping itu, diharapkan menjadi
dokumentasi, penelitian dan penyajian informasi serta mengkomunikasikannya
kepada masyarakat agar dapat dimanfaatkan sepenuhnya bagi kepentingan
masyarakat yang lebih luas.
Sejak abad XIV-XVI Kota
Pekalongan telah dikenal dengan karya membatik dan kegiatan membatik sebagai
salah satu pokok penghasilan masyarakat pekalongan. Fasilitas yang
dimiliki museum ini terdiri dari ruang koleksi batik, ruang perpustakaan, kedai
batik, ruang workshop batik, ruang pertemuan, dan ruang konsultasi atau
pelayanan hak kekayaan intelektual (HKI).
Museum ini memiliki tiga ruang utama. Ruang
utama digunakan untuk memamerkan koleksi aneka batik. Alat dan bahan yang digunakan dalam
proses membatik juga dipamerkan di ruangan ini, salah satu alat yang dipamerkan
adalah canting. Ruang pamer
kedua diisi koleksi aneka batik yang disumbangkan oleh pejabat negeri antara
lain: batik sumbangan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan istrinya, Kristian Herrawati, koleksi ini disumbangkan
pada bulan Juli 2012, kemudian batik dari Wakil Presiden Budiono
beserta istri, batik sumbangan dari Hatta Rajasa
berserta istri, batik sumbangan Ainun Habibue dan juga ada batik dari pemenang
lomba membatik.
Ruang pamer
ketiga memamerkan koleksi batik yang berasal dari berbagai daerah seperti, solo, , Garut, Pati , Madura, dan dari pekalongannya sendiri juga
ada, karena koleksi yang berada di ruang pamer ini berasal dari berbagai macam
daerah maka ruang pamer ketiga ini dinamakan Ruang Batik Nusantara.
Museum ini dibuka dari hari Senin sampai Minggu dari jam
08.00 WIB – 15.00 WIB. Jika hari libur nasional museum ini tutup. Tiket masuk untuk anak-anak dan pelajaran
dengan menunjukan kartu belajar Rp 1.000 perorang dan untuk dewasa tiket masuk
sebesar Rp 5.000 perorang. Didepan museum ini terdapat monument Batik.
Monumen batik juga
salah satu obyek wisata satu paket dengen museum batik. Karena tempatnya tepat
didepan museum. Posisinya yang strategis itu, membuat para wisatawan ingin
mengambil kenang-kenangan foto di monumen batik ini (maklum di museum batik dilarang untuk mengambil gambar/foto).
Monumen ini diresmikan bertepatan dengan ulang tahun kota
Pekalongan yang ke 105 tahun yang jatuh pada tahun 2011 ini. monumen batik ini dibuat dari bahan stainless
steel, sehingga terhindar dari karat. Dengan ketinggian monumen 2,65 m serta
mengambil lahan 250 m2, akan membuat pengunjung sangat nyaman untuk
menikmatik monumen batik ini.
Bahkan anak-anak sangat menyukai adanya monumen batik ini sebagai tempat untuk bermain-main. Monument batik ini motif
batik juga menghiasi huruf demi
huruf monumen batik ini. Motif
kawung adalah motif yang paling banyak digunakan untuk menghiasi monumen batik ini. Monument batik ini seperti
gambar dibawah ini.
Kalau ke pekalongan jangan sampai melawatkan kedua obyek
wisata ini. Karena kalau belum berkunjung diobyek wisata tersebut kaya belum
pernah “dolan” di pekalongan (kota
batik).
“Ayo dolan ning kalongan”
sumber:
http://asosiasimuseumindonesia.org/anggota/9-profil-museum/146-museum-batik-pekalongan.html
http://www.parasantique.com/index.php?content=berita&id=71
Tidak ada komentar:
Posting Komentar